SMKS Gunung Rinjani Lombok,
Sejarah dan Tradisi Idul Fitri 1 Syawwal.!
Idulfitri diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan beberapa kebiasaan, perayaan besar ini dimulai di Madinah setelah Nabi Muhammad SAW berpindah dari Makkah. Anas, salah satu sahabat terkenal nabi Islam, meriwayatkan bahwa saat Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, ia melihat orang-orang merayakan dua hari khusus di mana mereka menghabiskan waktu dengan kesenangan dan suka cita. Mendengar hal ini, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa Allah telah menggantikan hari-hari itu dengan dua hari yang lebih mulia: Idulfitri dan Iduladha.Sejarah menunjukkan bahwa pada masa jahiliyah, masyarakat Arab memiliki pemahaman yang minim mengenai arti penting kebaikan dan manfaat, tetapi dengan munculnya Islam, tradisi perayaan tersebut beralih ke arah nilai-nilai kebajikan dan keimanan.
Idulfitri dirayakan untuk pertama kalinya pada tahun 624 Masehi, yang merupakan tahun kedua dalam kalender Hijri

ya H, bertepatan dengan kemenangan umat Islam dalam Perang Badar yang berlangsung di bulan Ramadhan. Meskipun jumlah pasukan Muslim lebih sedikit, mereka berhasil meraih kemenangan berkat bantuan dari Allah, dan sebagai tanda rahmat-Nya, dihadiahkanlah perayaan Idulfitri. Pada tanggal 1 Syawal, berakhirnya masa puasa di bulan Ramadan diikuti dengan perayaan Hari Raya Idulfitri. Di pagi hari, ibadah salat Idulfitri (salat Id) dilaksanakan, dan sangat dianjurkan untuk melakukannya di lapangan terbuka atau bahkan di jalan raya, terutama di tengah kota. Sebelum pelaksanaan salat Id, imam mengingatkan kepada mereka yang belum menunaikan zakat fitrah, karena jika zakat dibayar setelah salat Idulfitri, statusnya menjadi sedekah biasa, bukan zakat. Salat Idulfitri ini hukumnya sunah muakkad. Pada malam sebelum dan sesudah hari raya, umat Islam dianjurkan untuk mengumandangkan takbir.
Umat Muslim di Indonesia menjadikan Idulfitri sebagai perayaan utama, waktu berkumpul kembali dengan keluarga, terutama bagi mereka yang terpisah karena pekerjaan atau pernikahan. Dua minggu sebelum Idulfitri, umat Muslim di Indonesia mulai mempersiapkan perayaan ini, dan yang paling penting adalah mudik atau kembali ke kampung halaman, sehingga pihak pemerintah pun menyediakan perbaikan jalan yang dilalui. Di Indonesia, Idulfitri dirayakan sebagai hari libur nasional, di mana mayoritas penduduk yang beragama Islam memperingatinya. Umumnya, penetapan Idulfitri ditentukan oleh pemerintah, tetapi ada beberapa ormas Islam yang berbeda pendapat mengenai penentuan tersebut. Idulfitri di Indonesia dikenal sebagai Lebaran, di mana banyak orang kembali ke kampung halaman (mudik) untuk merayakannya bersama keluarga. Banyak hidangan disiapkan selama perayaan tersebut. Hidangan yang paling terkenal dalam perayaan Idulfitri di Indonesia adalah ketupat, yang sangat populer di Indonesia dan Malaysia. Untuk anak-anak, seringkali orang tua memberikan THR kepada mereka. Selama perayaan, masyarakat sering mengunjungi rumah tetangga maupun kerabat untuk bersilaturahmi, yang dikenal dengan istilah “halalbihalal,” meminta maaf dan pengampunan. Beberapa pejabat negara juga mengadakan kegiatan terbuka bagi masyarakat yang ingin bersilaturahmi.

Di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, Idulfitri juga dikenal dengan nama Hari Raya Puasa, Hari Raya Aidilfitri, atau Hari Raya Fitrah. Penduduk di Malaysia dan Singapura merayakannya bersamaan dengan komunitas Muslim di seluruh dunia. Mirip dengan yang ada di Indonesia, malam sebelum perayaan diisi dengan takbir di masjid atau musala, yang mengekspresikan kemenangan dan kemuliaan Allah, Yang Maha Kuasa umat Islam. Di desa-desa, biasanya banyak orang yang menyalakan pelita atau obor, yang dikenal dengan sebutan panjut di Indonesia. Banyak bank, instansi swasta, atau lembaga pemerintah yang tutup selama perayaan Idulfitri hingga akhir pekan festivity. Di sini, masyarakat sering saling mengucapkan “Selamat Hari Raya,” “Salam Aidilfitri,” dan “Maaf zahir dan batin,” sebagai ungkapan permohonan maaf antar sesama. Di Malaysia, terdapat tradisi pulang kampung, serupa dengan mudik di Indonesia. Tradisi lain yang ada di sini adalah pemberian uang oleh orang tua kepada anak-anak, yang dikenal sebagai duit raya atau pesangon.
Komunitas Muslim merupakan kelompok minoritas di Filipina, sehingga mayoritas masyarakat tidak begitu familiar dengan perayaan ini. Meski demikian, perayaan Idulfitri telah ditetapkan sebagai hari libur nasional oleh pemerintah melalui Republic Act No. 9177, yang mulai berlaku sejak 13 November 2002